Siapa yang dipuji Rasulullah sebagai Khairu mata’ atau perhiasan terindah itu ? siapakah yang disebut sebagia pembendaharaan terbaik ? Siapakan yang selalu disandingkan dengan hati yang selalu bersyukur dan lisan yang senintiasa berdzikir ?
Engkau Muslimah.
Sumber gambar : http://konwanis.net/2013/12/20/fitrah-wanita-solehah/


Sesungguhnya dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan didunia adalah wanita saleha.”(HR Muslim)

“Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik pembendaharaan seorang lelaki, yaitu istri saleha yang bila dipandang akan menyenangkan, bila diperintah akan mentaatinya, dan bila ia pergi sang istri akan menjaga dirinya.” (HR. Abu Dawud)

Hendaklah salah seorang dari kalian memiliki hati yang bersyukur, lisan yang senantiasa berdzikir, dan istri mukminah yang akan menolong kalian dari perkara akhirat.” (HR. Ibnu Majah)

Cukup sampai disitu Islam memuliakanmu? Tidak, muslimah itu belum selesai. Dirimu juga disanjung sebagai penyempurna agama suamimu. Ma Sya Alloh, luar biasa bukan ? Kebaikan yang engkau bawa bagi pasangan tercintamu?

Barangsiapa dikaruniai oleh Alloh dengan istri yang saleha maka sungguh Alloh telah membantunya untuk melaksanakan separuh agamanya. Maka hendaknya ia bertakwa kepada Alloh dalam menjaga separuhnya lagi.” (HR. Thabrani dan Hakim)

Sudah cukup ? tentu belum. Kita belum melihat rahasia yang luar biasa. Lihat rahasia ini dalam dialog panjang antara Ummu Salamah dan Rasullullah SAW. Sebuah dialog bermula dari Surat As-Dukhan ayat 54 ini, “ Dan kami jodohkan mereka dengan bidadari bermata jeli.”
“Ya Rasul,” kata Ummu Salamah Ra kepada Nabi Muhammad SAW.” Jelaskan padaku firman Alloh tentang bidadari-bidadari bermata jeli…”
Bidadari itu berkulit bersih, matanya jeli dan lebar rambutnya berkilau bak sayap burung Nasar,” terang Nabi.
“Jelaskan padaku, ya rasul, tentang firman-Nya,’Laksna Mutiara yang tersimpan dengan baik…(QS. Al-Waqiah: 23)” lanjut Ummu Salamah.
Kebeningannya seperti kebeningan mutiara di dalam lautan, tak pernah disentuh tangan manusia…”jawab Nabi.
Ummu Salamah menlanjutkan pertanyaannya,” Ya Rasul jelaskan padaku tentang firman Alloh,’Di dalam surge itu ada bidadari yang baik dan cantik-cantik…(QS. Ar-Rahman :70)”
Beliau menjawab,”Akhlaknya baik dan wajahnya cantik jelita.
“Jelaskan padaku firman Alloh,”Seakan-akan mereka adalah telur (burung unta) yang tersimpan baik… (QS.Ahaffat: 49)”
Kelembutannya seperti kelembutan kulit yang ada di bagian dalam telur dan terlindung dari bagian luarnya, atau biasa disebut putih telur.”
“Ya Rasul, jelaskan kepadaku firman Alloh,’Penuh cinta dan sebaya umurnya…(QS. Al-Waqiah :37)
“Mereka adalah wanita-wanita yang meninggal dunia dalan usia lanjut dan dalam keadaan rabun dan beruban itulah yang dijadikan Alloh tatkala mereka sudah tahu, lalu Alloh menjadikan mereka sebagai gadis, penuh cinta, bergairah, mengasihi dan umurnya sebaya,” jawab nabi
“Ya Rasul, manakah yang lebih utama, wanita dunia ataukah bidadari bermata jeli?” Ummu Salamah belum berhenti bertanya.
Beliau menjawab,”Wanita-wanita dunia yang lebih utama daripada bidadari-bidadari seperti kelebihan yang tampak dari apa yang dilihat.”

“Mengapa wanita-wanita dunia itu lebih utama daripada bidadari?”
Karena shalat mereka, puasa, dan ibadah mereka kepada Alloh. Alloh meletakan cahaya di wajah mereka. Tunuh mereka adalah kain sutera, kulitnya putih bersih, pakaiannya berwarna hija, perhiasannya kekuningan, sanggulnya mutiara, dan sisirnya terbuat dari emas. Mereka berkata ,’ Kami hidup abadi dan tidak mati. Kami lemah lembut dan tidak jahat sama sekali. Kami Ridha selalu mendampingi dan tidak beranjak sama sekali. Berbahagialah orang yang memiliki kami dan kami memilikinya…” jawab Nabi mengakhiri.(HR. Ath-Thabrani).

Referensi :
Rahman Arif Lubis,Arasy Cinta, Qultum Media Cetakan 2, Jakarta, 2015


Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. Katanya : Pada suatu hari, ketika Rosululloh berada bersama kaum muslimin, datang seorang lelaki kemudian bertanya kepada Nabi : “Wahai Rosulullah apakah yang dimaksudkan dengan iman ?” Lalu nabi bersabda : “Kamu hendaknya percaya, yaitu beriman kepada Allah, para malaikat , semua kitab yang diturunkan, hari pertemuan dengan-Nya, para Rosul yang dipercaya hari kebangkitan.”Lelaki itu bertanya lagi :”Apa Islam itu ?” Nabi bersabda “ Islam adalah menyembah Allah tidak menyekutukan sesuatu dengan-Nya, mendirikan sholat , membayar zakat dan berpuasa di bulan Ramadhan.”Kemudian lelaki itu bertanya lagi : “Apakah Ihsan itu ? “ Rosulullah SAW bersabda :” Engkai hendaklah beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya, sekiranya engkau tidak melihat-Nya, maka ketahuilah bahwa Dia senantiasa  memperhatikanmu.” Lelaki tersebut bertanya lagi :”Kapankah hari kiamat akan datang ?” Rosulloh SAW bersabda:”Yang ditanya tidak lebih tahu dari penanya. Tetapi aku akan ceritakan kepadamu mengenai tanda-tandanya : 1) Apabila budak perempuan melahirkan majikannya maka itu adalah sebagian dari tandanya . 2) Apabila para pengembala onta hitam berlomba mendirikan gedung-gedung yang megah. Hari kiamat adalah salah satu dari lima hal yang tidak diketahui oleh siapapun kecuali Alloh SWT .” Kemudian Rosullullah membaca surat Al-Luqman Ayat 34: “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat ; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi dimana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal .”Kemudian lelaki itu pergi. Rosululloh meminta kepada para sahabatnya memanggil orang tersebut. Namun mereka tidak melihatnya lagi. Lantas Rosululloh SAW bersabda :”Lelaki tadi adalah Jibril , kedatangannya adalah untuk mengajarkan manusia tentang agama mereka”


 
 Seorang muslim  itu di ibaratkan seperti sebuah gedung,  yang terdiri dari fondasi , bangunan dan pengihias gedung
Fondasi pada seoraang muslim adalah Iman atau keyakinan , bangunannya adalah syariah (hukum yang telah ditetapkan oleh Alloh SWT yaitu Al-Qur’an dan Sunnah) dan bentuk bangunan adalah akhlak. Jika salah satu dari ketiga komponen itu tidak ada s maka tidak sempurna juga orang yang mengaku Islam Muslim.
Bangunan tanpa fondasi akan runtuh begitupun dengan seorang muslim jika  tidak beriman maka apalah arti sebuah bangunan pasti bangunan itu tidak akan berdiri sebagai bangunan (runtuh).  Tanah memiliki fondasi tapi tanpa bangunan maka akan kosong tidak ada gunanya tanah yang kosong. Begitupun seorang muslim hanya beriman saja tapi tidak melakukan hukum dan melakukan perintah Allah seperti kewajiban untuk melaksanakan sholat, menunaikan zakat. Maka apalah arti seorang muslim jika tidak menjalani syariah. Bangunan tanpa cat , dan bentuk tidak bagus maka bangunan itu tidak akan indah untuk dipandang. Begitu halnya seorang muslim yang beriman dan melaksanakan kewajiban namun tak memiliki akhlak maka tak sepurnalah seorang muslim tersebut.



Betapa sejak beliau masih bayi sampai menjelang dewasa, hidupnya penuh dengan hikmah dan pencapaian luar biasa. Kita akan terperangah mengetahui betapa Allah SWT menyiapkan dengan sempurna tahap-tahap kehidupannya yang begitu memikat, sebagai persiapan bagi beliau sebelum diangkat menjadi utusan dan pemimpi umat.
Namanya Muhammad bin Abdullah. Ia adalah keturunan Isma’il bin Ibrahim, dua utusan Allah yang membangun tempat suci di Mekkah , Kabbah. Ibunya bernama Aminah binti Wahab. Ia adalah jawaban Allah atas doa nabi Ibrahim yang berharap agar keturunannya juga diutus sebagai nabi dan rasul.
Sewaktu masih dalam kandungan, beliau sudah ditinggal wafat oleh ayahnya. Tak lama setelah terlahir ke dunia, beliau dititipkan kepada Halimah As-Sa’diyah, seorang wanita pedalaman untuk disusui. Sudah menjadi tradisi di kalanngan masyarakat Arab saat itu menitipkan anak mereka kepada para pengasuh yangberasal dari daerah pedalaman. Tujuannya adalah untuk mendekatkan dengan alam dan untuk memperkenalkan budaya masyarakat Arab yang masih murni, terutama dalam hal bahasa, sejak mereka berusia dini.
Saat berusia empat tahun, saat belum mengerti banyak tentang kehidupan, dia dihampiri dua malaikat yang berniat untuk membersihkan hatinya. Saat itulah terjadi peristiwa besar pertama dalam hidupnya. Dua malaikat itu membelah dada Muhammad kecil dan mencuci hatinya. Peristiwa itu merupakan pengalaman spiritual yang sangat berarti dalam masa-masa awal kehidupan Muhammad. Mendengar laporan anak susuannya yang lain peristiwa itu, Halimah cemas dengan keselamatan Muhammad SAW. Ia lantas mengembalikan anak itu kepada ibunya.
Saat berusia empat tahun, tak lama setelah beliau kembali berkumpul dengan keluarganya, Ibunda Muhammad meninggal. Beliau kemudian diasuh oleh sang kakek, Abdul Muthalib. Abdul Muthalib sangat menyayangi Muhammad kecil. Beliau adalah satu-satunya cucu yang diizinkan sang kakek untuk duduk diatas karpet kehormatannya di dekat ka’bah.”Biarkan ia duduk diatas karpet itu. Demi Allah, anakku ini akan mengukir sejarah.”
Malang tak dapat dihidari. Diusianya yang baru mengijak delapan tahun, Abdul Muthalib meninggal . Abu Thalib, paman beliau dari pihak ayah, kemudian mengambil alih peran mengasuh beliau. Seperti halnya nabi-nabi yang lain, di usia ini , beliau sudah dipercaya masyarakat sekitarnya untuk mengembala kambing. Salah satu majikan beliau adalah Ibnu Abi Mu’ith, yang memberi imbalan untuk beliau segenggam kurma atas jasanya mengembala kambing-kambingnya. Lembah dan gunung-gunung batu di sekitar  Mekkah adalah saksi kesabaran, ketelatenan, dan kasih saying beliau kepada binatang-binatang ternak yang beliau gembalakan. Beliau perhatikan mana di antara kambing-kambing itu yang sakit, tidak mau makan, atau tertinggal dari kawanannya.
Pada saat berusia 12 tahun, beliau membantu pamannya berniaga ke Suriah. Bersama kafilah dagang yang membawa barang-barang berharga ke Mekkah, beliau merasakan pengalaman yang baru pertama kali itu beliau alami. Kasih saying dan empatinya yang besar mendorongnya untuk berani mengambil resiko menempuh perjalanan jauh itu demi mambantu kodisi ekonomi pamannya yang miskin. Dalam kurun 13 tahun sejak pengalaman pertama itu, beliau telah melakukan 18 kali perjalanan dagang ke luar negeri dan membawa keuntungan yang luar biasa besar.
 Usia 15 tahun adalah saat pertama beliau mengikuti peperangan membela sukunya. Perang itu dikenal dengan perang Fijjar, yang berlangsung sekitar lima tahun. Pengalaman mengikuti peperangan itu memberikan kesan yang sangat kuat kepada Muhammad. Takdirnya sebagai anggota salah satu suku arab membuatnya sadar akan berbagai ancaman yang mungkin membahayakannya. Keikutsertaannya dalam perang itu membuat mental dan keberanian Muhammad semakin terasah.
Pengalaman lain yang tak kalah mengesankan terjadi saat beliau berusia 20 tahun. Untuk menghidari pertumpahan darah antara suku-suku Arab di Mekkah, para pemuka suku-suku itu sepakat membuat perjanjian. Beliau adalah salah satu orang yang terlibat dalam pembuatan perjanjian itu, yang kemudian dikenal dengan perjanjian Hilful Fudhul. Ini adalah pengalaman diplopmatik yang luar biasa pada saat itu bagi pemuda seusia Muhammad. Usianya memang masih muda, namun ia sudah sangat terkenal karena keluhuaran sikap dan kecerdasannnya.
Lima tahun kemudian, berbekal pengalamannya berdagang ke Suriah dan daerah-daerah lain sekitarnya. Muhammad dipercaya untuk menjalankan perusahaan dagang multinasional milik Khadijah binti Khuwalid, seorang janda kaya raya yang sangat disegani. Khadijah tidak salah orang. Di tangan Muhammad, sayap bisnisnya semakin melebar dan keuntungan semakin besar.
Hubungan antara Khadijah dan Muhammad berlangsung baik. Dan hubungan itu ternyata tidak berhenti sekadar hubungan professional. Kejujuran yang jarang ditemui Khadijah dikalangan mansyarakat Arab saat itu keuletanberbisnis yang sangat matang, nasab yang sangat mulia baik dari pihak ayah maupun ibu, ditambah ketampanan dan charisma yang tiada banding ada dalam diri Muhammad. Khadijah pun tak dapa mengingkari bisikan hatinya. Ia jatuh hati kepada pekerjanya itu. Ia pun memutuskan untuk melamar Muhammad.
Muhammad hidup bahagia dengan Khadijah dan anak-anaknya. Selain dikenal baik, ia juga dipercaya masyarakatnya untuk memutuskan berbagai masalah. Pengaruhnya semakin meluas mengingat ia berasal dari keluarga terpandang dan berpengalaman dalam menangani permasalahan kaumnya. Wanita, harta dan tahta kini ada dalam genggamannya. Namun semua itu tidak melunturkan budi pekertinya. Ia tak menikah lagi, sesuatu yang biasa dilakukan dalam budaya Arab saat itu, dan ia tetap hidup sederhana.
Mendekati usia 40 tahun, beliau sering pergi ke gua yang ada di gunung-gunung batudi sekitar Mekkah. Ditempat sepi itu, beliau memandang kotanya dari kejauhan, merenungkan masyarakatnya yang semakin hari semakin lupa dengan Penguasa semesta. Puncaknya terjadi saat beliau genap berusia 40 tahun. Saat itu masyarakat Arab sudah sering mendengar tentang Jibril, sesosok makhluk ghaib yang menemui manusia-manusia pilihan untuk menyampaikan firman Tuhan. Tapi Muhammad tak pernah menyangka dirinya adalah salah satu dari manusia-manusia pilihan dan menjadi orang terakhir yang menerima pesan-pesan suci itu.
“Bacalah!” Ujar Jibril. Muhammad bingung . “Aku tak dapat membaca.” Jawabnya
“Bacalah!” Jibril mengulangi perintahnya hingga dua kali. Muhammad pun hanya bisa mengulangi jawabannya.
“Bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah menciptakan. Dialah yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah yang Maha Mulia.” Jibril menyampaikan wahyu pertama untuk manusia pilihan itu. Sejak saat itulah, lelaku yang tak pernah mendapat sentuhan kasih seorang ayah dan tak lama merasakan kehangatan cinta seorang ibu itu diangkat menjadi rasul, sang penyampai kabar gembira dan perberi peringatan.
Bukan hanya masyarakat mekah, Muhammadpun tak pernah menyangka dirinya yang dulu seorang gembala ternah milik tetangganya, harus mengemban tugas besar membimbing umat manusia menuju jalan yang diridhai Allah, Tuhan yang ratusan tahun sebelumnya mengutus Ibrahim, Musa dan Isa.
Dialah Muhammad SAW, sang utusan Allah. Desah nafasnya adalah kasih saying yang tak terhingga untuk kita. Desir nadinya adalah harapan yang membuncah agar kita menapaki jalan yang lurus yang telah ditunjukkannya. Sabdanya adalah cahaya yang menerangi malam-malam kita. Akhlaknya adalah telatan yang menghantarkan kita menuju pintu kebahagiaan.
Tidakkah hatimu tergerak untuk mengikuti jalannya ? 

Referensi :

Rahman Arif Lubis ,  Open Your Heart Follow Your Prophet , Cetakan : 2 , Qultum Media 2013